“Tumbuh dan Tumbuh”


 “Tumbuh dan Tumbuh”


“Menuju Flobamora Film Festival”

Undangan untuk pertama kalinya Flobamora Film Festival, untuk tahun ini saya dipercayakan komunitas Videoge Arts & Society untuk berangkat ke kupang, Sesuai agenda yang sudah dibahas di komunitas saya akan menghadiri kegiatan ini di Kupang selama 5 Hari, semetara teman - teman yang lain juga sudah memiliki agenda masing-masing Kae Aden firman Persiapan Menuju Bali, Kae Marto Sedang garap Film Dokumenter Cagar budaya sementara juga kae (Yon, Memo, Fika dan Baban Persiapan Menuju Makassar.

Untuk perjalan kali ini saya memilih untuk jalur darat dan laut dengan route (“Labuan bajo – Aimere” dengan transportasi darat dan “Aimere – Kupang” Transportasi Laut)


29 Juli 2024 Labuan Bajo – Aimere 

“Menuju Flobamora Film Festival” yang seharusnya sudah ada di kupang di tanggal 30 Juli namun saya masih dalam beberapa pertimbagan soal konfirmasi kehadiran, ini dikarenakan keterlambatan informasi dari teman- teman di komunitas film kupang terkait konfirmasi keberangkatan dan jadwal kapal ferryy menuju kota kupang. melalui pertimbagan singkat lewat selular dengan kak erans dan diskusi singkat dengan teman di videoge menghasilkan kesepakatan untuk jalan di tanggal 29 Juli 2024 dengan route labuan bajo – Aimere. untuk perjalanan kali ini saya harus mempersiapkan diri terutama fisik karena harus perjalanan panjang 189 Km dengan waktu tempuh 1 hari 23 Jam, transportasi kali ini saya memiliki menggunakan travel transportasi antara kota kabupaten rasa-rasanya sudah tidak sanggup lagi untuk naik motor jalan jauh dan sudah pengalaman sebelumnya keos apalagi harus jalan sendiri, sekitar Pukul 12:15 berangkat dari bajo sepanjang perjalan Hujan, Singgah sebentar di lembor buat makan siang sambil Menulis cerita singkat Ini setelah selesai makan kami segera melanjutkan perjalanan, dan ternyata di cireng ada perbaikan jalan sehingga harus menunggu selama 3 Jam.

Tiba di Ruteng Pukul 17: 35 Melanjutkan Perjalan Menuju Borong di borong kita singgah minum kopi, untuk perjalan kali ini saya niat akan Menginap di Wae Lengga, tiba di wae Lengga pukul 21:25 sembari mencari informasi tiket Ferry menuju kota kupang. 







30 Juli 2024 Wae Lengga

Jadwal Kapal Ferry menuju kupang adanya di tanggal 31 Juli 2024, untuk mengisi kegiatan satu hari sebelum keberangkatan saya mengunjungi kampung “Mana Ruju” mengikuti Bapak Thomas untuk melihat kebun, Melihat Proses Pembuatan Moke minuman khas Tradisional orang flores. orang-orang sabu datang kesini merantau ke wae lengga dan menetap selama musim Panen Moke di bulan April - Desember. Mereka merantau Untuk Mengolah Pohon lontar menjadi Minuman Tradisional warga sekitar menyebutnya "moke", mereka mengontrak kebun-kebun lontar milik warga di sini, saya ada ide untuk membahas ini dalam personal projek saya selanjutnya.

 






31 Juli 2024 Mengarungi Laut Sawu

Pagi sekali sekitar Pukul 06:00 saya berangkat dari Wae Lengga menuju Pelabuhan Aimere, Beli Tiket dan Segera Check In....

Hari ini melanjutkan perjalanannya menuju Kupang dengan kapal ferry. Saya akan Mengikuti rangkaian Kegiatan Flobamora Film Festival, Saya sangat antusias untuk segera sampai di tujuan.... 

Sekitar Pukul 08:15 Kita Berlabuh dari Pelabuhan Aimere Mengarungi Selat Sawu Kapal ini dipenuhi oleh berbagai penumpang dengan tujuan yang sama, masing-masing dengan cerita dan harapan mereka sendiri. Suasana di atas kapal sangat hidup, dengan orang-orang yang bercakap-cakap, menikmati pemandangan laut, dan anak-anak yang bermain di dek. Oh iya ternyata Kapal ferry ini juga melayani mengakut ternak yang hendak di jual ke sumba. selama perjalanan, saya bertemu dengan beberapa penumpang lain yang juga baru pertama kali mengunjungi Kupang. Mereka berbagi cerita tentang harapan dan rencana mereka di kota tersebut. Ada yang ingin bertemu keluarga, ada yang mencari peluang kerja, dan ada juga yang sekadar ingin berlibur.... 

Saat hari mulai beranjak sore, saya memutuskan untuk kembali ke dek kapal dan menikmati momen senja yang mulai menjelang. Langit yang tadinya biru cerah perlahan berubah warna menjadi jingga keemasan, menciptakan pemandangan yang sangat memukau di atas laut lepas.

Matahari mulai turun perlahan menuju cakrawala, memancarkan sinar keemasan yang memantul indah di permukaan air. Saya berdiri di tepi dek, merasakan angin laut yang sejuk menerpa wajahnya. Laut yang tenang dengan ombak kecil yang bergulung lembut, menciptakan suasana damai dan menenangkan. Tidak lama kemudian, beberapa penumpang lain juga berkumpul di dek untuk menikmati keindahan senja. saya bertemu dengan seorang pria tua yang menceritakan kisah-kisah tentang laut dan perjalanan hidupnya. Mereka berbicara panjang lebar, berbagi cerita dan tawa, sambil menikmati pemandangan matahari terbenam.

Saya mengambil beberapa foto untuk mengabadikan momen tersebut. Kilauan matahari yang memantul di atas laut, siluet kapal di kejauhan, dan warna-warni langit yang berubah-ubah memberikan hasil foto yang luar biasa. Namun, saya menyadari bahwa keindahan sebenarnya dari momen ini adalah pengalaman dan perasaan yang saya rasakan, yang tidak sepenuhnya bisa tertangkap oleh kamera. Diatas kapal menghabiskan waktu satu hari dan satu malam, setelah beberapa jam di laut, akhirnya kapal feri mulai mendekati pelabuhan Kupang. Dari kejauhan, saya bisa melihat garis pantai dengan pasir putih dan pepohonan hijau yang rimbun. Semakin mendekat, semakin jelas terlihat keindahan kota ini. Perasaan antusias semakin bertambah saat melihat pemandangan pertama Kupang. Saat kapal berlabuh, segera turun dan merasakan kehangatan udara Kupang. Pelabuhan dipenuhi dengan aktivitas, dengan penduduk lokal yang menyambut penumpang dan menawarkan jasa transportasi, penginapan, serta berbagai barang dagangan. Sambil menunggu jemputan saya menikmati segelas kopi pukul 07.00 Kak Erans menjemput saya di pelabuhan dan diantar ke penginapan.









“Flobamora Film Festival”

Tahun ini komunitas Film Kupang Kembali merangkaikan kegiatan Tahunannya Dengan tema “Gemohing” festival ini merupakan festival pendek berskala nasional di Nusa Tenggara Timur dan tahun ini memasuki tahun ketiga berkomitmen untuk membuka ruang apresiasi bagi film karya sineas-sineas di Nusa Tenggara Timur. "Gemohing," yang merupakan budaya gotong royong dalam budaya Lamaholot (suku di Flores). Filosofi dasar Gemohing adalah bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri membutuhkan satu sama lain. Elemen-elemen utama Gemohing mencakup kerjasama, norma, partisipasi, saling membantu, dan saling menolong, yang tumbuh dan berkembang secara alamiah melalui interaksi sosial jangka panjang. 



















“Bakumpul Komunitas”

Rangkaian kegiatan ini diawali dengan perkenalan program dan perkenalan komunitas yang yang diundang dalam kegiatan ini, diskusi santai diawali membahas isu-isu komunitas, kesenian, kendala – kendala yang dihadapi, program-program yang dijalankan, pada kesempatan ini juga kami membahas persoalan seni dan budaya yang terjadi hari ini, diskusi menarik, difokuskan pada pembahasan Dokumen PPKD (Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah). dalam sesi ini, berbagai solusi dan rekomendasi untuk pengembangan komunitas seni dan budaya di NTT (Nusa Tenggara Timur) dibahas secara mendalam. memberikan pandangan tentang cara terbaik untuk mengoptimalkan potensi seni dan budaya lokal melalui dokumen ini, berlanjut dengan RTL (Rencana Tindak Lanjut) untuk komunitas seni dan budaya di NTT. Sesi ini menjadi wadah bagi komunitas-komunitas lokal untuk merencanakan langkah-langkah konkret dalam menjaga dan mengembangkan warisan budaya daerah mereka.Selain itu, berlangsung juga 


“Baomong Film”

sebuah ruang diskusi terbuka yang membahas berbagai isu dalam dunia perfilman. Pada sesi Baomong Film kali ini, fokus diskusi adalah pada tema "Perempuan, Film, dan Hal-hal yang Perlu Dibicarakan." Tiga narasumber, Vania Damayanti, Vivian Idris, dan Yedida Letedara, membahas secara mendalam tentang "Perempuan dalam Sorotan dan Di balik Layar" serta "Tantangan dan Transformasi" yang dihadapi oleh perempuan dalam industri perfilman. Diskusi ini membuka wawasan baru mengenai peran perempuan di dalam dan di luar layar, serta tantangan yang dihadapi dalam industri yang terus berkembang ini.


“Menonton Film”

Agenda berikutnya adalah menonton film di sesi ini dibagi menjadi dua pemutaran film layar nusantara (Bife Antenus, Maurah, Telur How to Be An Egg, Bloody Rose) dan pemutaran fil layar internasional (Plastic Sonanta, Luz Nocturna, The Headhunters Daughter,suitcase, Wild Summon) dan masih banyak juga yang lainya, ini mengapa saya mengikuti ini adalah untuk menggantikan kae aden dan kawan lainya yang sudah tidak akan berhubungan dengan film lagi hehehe semoga ee kae…..Dikesempatan ini saya mendapat banyak pengetahuan, pengalaman bertukar pikiran dan gagasan dengan teman – tema yang bergiat diperfileman


5 Agustus 2024 “Back To Bajo”

Seperti lagu teman saya pergi adalah kembali yang saya putar berkali-kali selama perjalan ini, Setelah beberapa hari yang penuh dengan kegiatan di Flobamora Film Festival, tibalah saatnya untuk pulang. Pagi itu, saya bangun lebih awal di Kupang, menyiapkan semua barang bawaan, dan bergegas menuju pelabuhan. Matahari belum sepenuhnya terbit ketika saya tiba di pelabuhan, siap untuk menyeberang kembali ke Aimere.


Perjalanan di atas kapal feri kali ini terasa berbeda. Angin laut yang sejuk, deru ombak, dan langit pagi yang mulai berubah warna memberikan suasana yang tenang. Meskipun sedikit lelah, ada perasaan puas dan syukur karena bisa menyelesaikan semua agenda di Kupang dengan baik.


Setelah satu hari dan satu malam mengarungi Selat Sawu, akhirnya kami tiba di Pelabuhan Aimere. Dari Aimere, saya melanjutkan perjalanan darat menuju Ruteng. Perjalanan panjang ini memberi saya kesempatan untuk merenung dan menikmati keindahan alam Flores yang selalu memukau. Sepanjang jalan, kami melewati perbukitan hijau, lembah-lembah yang indah, dan desa-desa kecil yang terasa begitu damai.


Setibanya di Ruteng, saya singgah sejenak untuk beristirahat dan menikmati secangkir kopi panas di sebuah warung lokal.  Setelah cukup beristirahat, saya kembali melanjutkan perjalanan menuju Labuan Bajo. 

Akhirnya, setelah perjalanan panjang, saya tiba di rumah di Labuan Bajo. Rasanya lega bisa kembali ke rumah, membawa serta cerita dan pengalaman baru dari Kupang. 


“Refleksi Diri”

Mengikuti Flobamora Film Festival adalah pengalaman yang sangat berarti, terutama bagi saya sebagai bagian dari komunitas Videoge. Festival ini telah memperkaya pemahaman saya tentang bagaimana seni dan budaya lokal dapat menjadi kekuatan besar dalam membentuk identitas kita, sekaligus menjadi jembatan untuk membawa karya-karya kita ke panggung global.


Tema "Gemohing," yang berakar pada nilai gotong royong dan kebersamaan dalam budaya Lamaholot, selaras dengan visi dan misi Videoge saya merasa ada kesamaan dari masing - masing komunitas ini dalam praktek program yang dimilikinya. di Videoge selalu berkomitmen untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya keanggotaan komunitas, dengan tujuan memperkuat kemampuan kami dalam berkarya secara lokal dan memperkenalkan karya-karya tersebut dengan semangat telusur rekam salur. mengelolah Kelokalan "local goes to global" adalah inti dari misi kami—meyakini bahwa kekayaan budaya lokal, ketika dikembangkan dengan baik, memiliki potensi besar untuk diterima dan diapresiasi di tingkat global.


Flobamora Film Festival tidak hanya sekedar menonton Film namun juga mempertemukan kami dengan sesama seniman dan pegiat film dari berbagai daerah, tetapi juga memberikan kami pandangan yang lebih luas tentang bagaimana karya-karya lokal dapat memiliki daya tarik universal. Melalui festival ini, saya semakin yakin bahwa dengan kolaborasi dan dukungan antar anggota komunitas, Videoge dapat menjadi katalisator yang membawa seni dan budaya Flores ke panggung dunia.


Sebagai bagian dari Videoge, saya sangat termotivasi untuk melanjutkan upaya ini, memastikan bahwa karya-karya lokal kita tidak hanya tumbuh dan berkembang, tetapi juga mencapai khalayak yang lebih luas di luar batas-batas geografis kita. Bersama-sama, kita dapat mendorong transformasi dari lokal ke global, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai budaya yang kita miliki, mari kita rangkai dan segera diwujudkan semoga tak cukup disini mari kita gerakan.


Komentar

Postingan Populer